Koteka adalah pakaian adat yang menjadi ikonis dari suku-suku di Papua. Pakaian ini biasanya dikenakan oleh laki-laki suku asli Papua, terutama di daerah pedalaman yang masih menjaga tradisi dan budaya mereka dengan teguh. Koteka terbuat dari kulit kayu, biasanya dari pohon kelapa atau pohon sagu, yang dibentuk dan dibuat menjadi celana pendek yang menutupi bagian bawah tubuh.
Koteka memiliki makna dan nilai budaya yang sangat penting bagi suku-suku di Papua. Pakaian ini bukan hanya sekedar busana, tapi juga merupakan simbol identitas dan kebanggaan bagi mereka. Koteka juga melambangkan kekuatan dan kejantanan laki-laki Papua, serta menunjukkan status sosial dan kekuasaan dalam masyarakat.
Selain itu, Koteka juga memiliki fungsi praktis dalam kehidupan sehari-hari suku Papua. Pakaian ini memberikan perlindungan dan kenyamanan saat mereka beraktifitas di alam liar dan hutan belantara Papua. Selain itu, koteka juga digunakan sebagai tempat penyimpanan alat-alat kecil atau sebagai hiasan tambahan untuk menambah keindahan pakaian adat mereka.
Meskipun koteka merupakan pakaian tradisional yang sudah ada sejak zaman nenek moyang, namun saat ini penggunaan koteka mulai mengalami perubahan. Hal ini disebabkan oleh modernisasi dan globalisasi yang mempengaruhi budaya dan tradisi suku Papua. Banyak suku-suku di Papua yang mulai beralih menggunakan pakaian modern seperti celana dan kemeja, sehingga koteka mulai ditinggalkan dan jarang digunakan lagi.
Meski demikian, koteka tetap menjadi simbol kebanggaan dan identitas bagi suku-suku di Papua. Pakaian adat ini tetap dilestarikan dan dijaga keberadaannya sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi selanjutnya. Kita sebagai masyarakat Indonesia harus tetap menghormati dan menghargai keberadaan koteka sebagai bagian dari kekayaan budaya dan warisan nenek moyang suku Papua.